Selasa, 24 September 2013

Musyawarah dalam Masyarakat Melayu





Metode penyelesaian masalah ataupun upaya pengambilan suatu keputusan didalam masyarakat Melayu ialah dengan cara musyawarah. musyawarah dijalankan di dalam lumbung yang dipimpin oleh ketua atau pemangku adat setempat. Lumbung disini bukan hanya tempat penyimpanan padi atau hasil bumi lainnya, namun juga berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan segala aset masyarakat setempat baik yang bergerak maupun yang diam yang ditujukan untuk mengangkat harkat dan martabat hidup pribumi setempat. Musyawarah yang dijalankan biasanya membahas mengenai pengelolaan sistem tanah adat berdasarkan budaya dan adat setempat. 

Sehingga sistem musyawarah yang dijalankan akan memiliki corak dan karakter yang berbeda antara daerah yang satu dengan yang lainnya. Disini dapat dilihat bahwa suku Melayu telah mengenal sistem politik yang egaliter dan mengakar kepada budayanya. Maka tidak mengherankan bahwa suku Melayu mempunyai ikatan persaudaraan yang kuat, sebab musyawarah memaknakan adanya tolong-menolong dan kesetiakawanan sosial sebagai suatu permufakatan. Musyawarah juga merupakan sarana dimana rakyat dapat diposisikan untuk membangun aturan-aturan dasar dalam kehidupannya baik pada tatanan nilai maupun pada tatanan norma yang bersumber kepada hukum adat setempat. 

“tegak adat karena mufakat, tegak tuah karena musyawarah”.  Acuan ini menyebabkan mereka amat menghormati, menjunjung tinggi, dan memuliakan musyawarah dan mufakat dalam kehidupan sehari-hari. Apapun bentuk rancangan dan pekerjaan , baik bersifat pribadi, keluarga atau umum harus di musyawarahkan, setidak-tidaknya dalam lingkungan terbatas.

Sistem musyawarah ini lambat laun hilang diakibatkan hancurnya sistem tanah adat melalui culture stelsel yang diberlakukan oleh kaum penjajah. Hancurnya sistem tanah adat berakibat kepada mulai hilang dan lunturnya musyawarah dalam kehidupan masyarakat melayu.  

dalam ungkapan adat dikatakan “di dalam musyawarah buruk baikknya akan terdedah” atau “di dalam mufakat, berat ringan sama diangkat”

Menurut  adat dan tradisi melayu, bila tercapai kesepakatan dalam musywarah, maka kesepakatan itu menjadi tanggung jawab bersama dan tidak boleh diabaikan. semua pihak yang terlibat tidak boleh berlepas tangan. siapapun yang menyalahi kesepakatan dianggap melanggar adat dan ia menjadi hina dalam pandangan masyarakatnya.

Orang tua-tua mengatakan, “bila bulat mufakat, berat ringan wajib diangkat”, sebaiknya “siapa ingkar dari mufakat, tanda dirinya tidak beradat”.

Mengejar Nafas..

Pantai Tanjung Ambat, Pulau Buru.
(18 agustus 2013)
 
Kerasnya dingin terus dan seolah tak dapat berhenti menampar setiap tarikan nafas ini. matahari terbit, menandakan semangat untuk menjelajahi pulau ini kembali menggelembung didalam jiwa..

tak terasa, sudah hampir dua bulan lamanya aku berada dipulau ini. namun begitu, hati ini serasa bagaikan belum menemukan sesuatu yang benar-benar istimewa dipulau ini. ada memang, namun seolah hanya memuaskan setengah hati saja, ibarat bendera masih setengah tiang.. aku tetap memandang jauh kelaut dari tepi pantai ini.

akupun berusaha menikmati sejauh mungkin hal baru disini, mencari sesuatu yang belum pernah aku lakukan sebelumnya. berjalan kesetiap jalan setapak yang membawa kita jauh masuk kehutan, menuju pemakaman tokoh legendaris melayu pulau buru, mendokumentasikan segala sesuatu yg tampak, hingga seorang anak kecil menyampaikan sesuatu kepadaku,. "berunuk". ya berunuk. sejenis hewan laut yang hidup ditepi pantai.. rasanya enak jika digoreng dan dicampur dengan lauk belacan.. mereka menjelaskan dengan semangat sembari menyuduhkan kalimat2 yang membuatku semakin penasaran dengan hewan laut yg satu ini.

tak lama, akhirnya aku memutuskan untuk ikut mencari hewan laut satu ini. hari ini sore terlihat sangat cerah, jarum jam  masih menunjukkan posisinya diangka 3. menandakan air masih lama akan pasang..
kamipun mulai mencari berunuk, nawan dengan semangat membuka bajunya karena sudah lama rasanya ia tak memakan hewan laut itu.. sementara itu, iyo, ialah yang paling kecil diantara kami telah lebih dulu menceburkan badan ditepi pantai..

aku bersama hafis (seorang teman dari jurusan ilmu hukum) masih melihat-lihat kondisi ditepi pantai, tujuannya ialah mencari tempat yang aman utk melepaskan dan menyimpan pakaian kami ditepi pantai... maklum, pada saat itu belum lama lepas dari hari raya idul fitri, jadi isi didompet lumayan tebal..dalam keragu-raguan itu, akhirnya andre mendatangi kami, salah seorang anak kampung itu yang selalu bergabung dengan kami. ia langsung mennjukkan tempat yg aman utk meletakkan pakaian.. selesai, kami pun sudah siaap masuk kedalam air dan mencari berunuk.. petualangan pun dimulai.

kami mulai berjalan dari tepi menuju tengah laut.. lumpur didasar laut terasa dalam menelan kaki.. sampai akhirnya kami tidak sadar bahwa ratusan meter sudah kami dari bibir pantai..

BERUNUUK..teriak iyo sambil mengangkat seekor berunuk yang baru didapatnya. ya, itu taangkapan pertama.. kemudian terus muncul teriakan2 tangkapan berikutnya.. hingga kami berhasil mengumpulka 8 ekor berunuk yang ukurannya cukup besar..kami gembira, semua berteriak dan kegirangan ditengah laut itu.. seolah itu tangkapan terbesar yang pernah kami lakukan..

namun tiba-tiba, tawa dan kegembiraan itu HILANG.. dikala air mulai menunjukkan tanda-tandanya ingin menelan kami.. HEII.. AIR MULAI PASANG..Aku berteriak. kami yang tadinya masih mampu menginjakkan kaki kelumpur didasar laut kini sama sekali tidak. akhirnya kami berambus kembali mengejar bibir pantaii... berunuk hasil tangkapan tadi terpaksa aku lepas, karena plastik yg membungkus hewan itu membatasi tanganku untuk berenang ke tepi pantai..

kami berpacu mengejar bibir pantaii, namun air laut seolah tak mengizinkan kami sampai ketepi..ombak semakin kuat dan arus menariik kami ketengaah laut. Allahuakbar, pekik yang kudengar... menandakan kami semua dalam keadaan panik. sementara sedang mendayung menuju pantai aku melihat bibir pantai masih sangat jauuh.. kecill kemungkinan aku akan sampai. perlahan dan pelan nafas ini tak sanggup lagi utk berenang dgn ombak yg begitu ganas.. tangan ini pun tak mampu melawan arus yang tak mau mengalah ini. dalam benakku, ombak yang ganas dan arus ini akan menghentikan perjalanan hidupku dimuka bumi ini. aku melihat kebelakang sambil meminta tolong.. aku melihat temanku hafis berada pada kondisi yang lebih parah, karena kakinya keram dan tak mampu digerakkan. aku melihat ia bergayut di sebuah kayu yang tercacak ditengah laut.

aku hampir pasrah, rasanya sudah tidak ada kekuatan lagi.. dalam kabur aku melihat nawan mendatangiku.. menarik tangan ini, mengajak mngatur langkah dan mendayung menuju bibir pantaii.. rasanya ini tidak mungkin, melihat bibir pantai yg masih jauh.. namun dengan penuh semangat aku berusaha melawan semua rasa pasrah yang muncul itu.. aku tidak ingin mati hari ini., akhirnya aku berusaha keras mendayung dengan bantuan temanku yg berjasa ini. sementara hafis dengan keram yg dialaminya ia dibantu oleh andre..

lama mendayung tanpa kami sadarii iyoo masih tertinggal dibelakang kamii.. ya,, ia terbawa arus, walaupun ia pandai berenang tapi arus itu membuat ia seolah tak bergerak.. aku menyuruh nawan untuk mengejar iyoo.. dan aku mencoba mendayung dengan keras tangan ini walau tak sanggup..aku tak sanggup lagi melihat berapa jauh aku dari tepi pantaii.. yang aku tau aku tidak boleh berhentii mengayuhkan tangan dan kaki ini..

tak lama aiir mulai naik lagii, dan aku mulaii terminum beberapa teguk air laut.. setiap teguknya membuat tenggorokanku semakin keringg.. hingga akhirnya kepala ini mulai tidak stabil karena terminum begitu banyak air laut. dan aku merasa akan tumbaang, mata ini berbayang-bayang, tangan dan kaki ini tak mampu lagi bergeraak,,, dan 

baamm....

akuupun akhirnya tumbang.,
akuu hampiir hilang kesadaraan,,
ternyata aku mampu mencapai tepi pantaii.. dan kawan2ku menyusull berlabuh ditepi pantaii..
tak tanggung, aku memuntahkan air laut hingga 4 kalii dan membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk memulihkan nafas ini.

aku terbaring ditepii pantaii, dan aku bersyukurr Tuhan masih memberikan aku kesempatan untuk melihat indahnya alam semesta ciptaanya...